Meracau
Izinkan diriku sedikit meracau. Sejenak... Hanya sejenak... Ini tidak ada hubungannya dengan umur ataupun kedewasaan. Mengerti? Baiklah, aku mulai... Rasa-rasanya ini adalah titik terendahku dalam 5 tahun terakhir, atau mungkin dalam 10 tahun terakhir. Boleh dikatakan kalau aku dibesarkan oleh rasa sabar. Bagiku, menunggu seperti bernafas. Sudah biasa. Namun, akhir-akhir ini agaknya aku sesak nafas dan hampir lewat. Rasanya semua yang sudah aku bangun di atas bantal akan runtuh seketika. Mimpi dan khayalan itu, mereka semakin menggila dan semakin menjadi. Namun, dalam waktu yang bersamaan, juga semakin menyakitkan. Padahal aku sedang di ujung tanduk studiku. Di ujung jembatan mimpiku. Dalam kondisi kritis ini, salah langkah sedikit bisa jatuh berguling-guling. Aku tidak mau! Tekanan dan kekhawatiran menerjang dari berbagai penjuru. Aku tidak bisa bergerak, terperangkap hipotesa dan spekulasiku sendiri. Semuanya bagaikan rayap yang menggerogoti kusen jendela rumah. Saat i