Angin Teman Sejati

Begitu banyak kesempatan telah berlalu,
Sebut saja di atap loteng di malam itu,
hanya berteman angin, aku menengadah menikmati langit bertabur bintang...
Atau mungkin didalam kereta menuju Yogyakarta,
lagi-lagi berteman angin, aku melayangkan pandangan keluar jendela, menikmati mentari tenggelam dibatas cakrawala...
Atau mungkin saja di puncak gunung Gede kala itu,
Mentari baru saja terbit menyapa saat aku terbangun dari tidurku yang lelap dan dingin diselimuti angin...
Hmmm...
Atau ketika KM Awu berlayar meninggalkan pelabuhan kota Bima,
angin yang kencang memaksaku menarik jaket untuk keluar menikmati kontur pulau Sumbawa yg sangat sangat alami...
Atau mungkin saja saat senja semakin merona dan kalong-kalong mulai berterbangan mencari makan di pulau Kalong,
masih berteman angin, aku menikmatinya sambil meneguk segelas sopi di anjungan perahu..
Bahkan malamnya saat Tuhan menganugerahkan jutaan bintang di jagad langit sehingga seakan Flores memiliki Planetarium baru,
aku hanya bernyanyi menghibur diri disela ucapan syukur...

Kesempatan-kesempatan indah itu berlalu begitu saja
sampai aku tersadar bahwa ada yang kurang,
kamu tidak pernah ada disini. Bahkan sejengkal pun...
Sungguh angin teman sejati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Iya po??

Cerita Perjalanan Backpacking Bali-Lombok (lanjutan)

Corona Love