Untuk Kamu Baca Nanti
Di antara sepi dan kesendirian ini aku masih mengagumimu Di dalam luka yang orang-orang tidak pahami, pun dirimu aku masih menyukaimu Bahkan di atas semua kejelasan ini aku masih mengharapkanmu Aku mabuk dalam teori sibuk menyutradarai mimpi tenggelam dalam ketakutanku sendiri Sementara kamu tetap disitu, membisu tak tahu Perasaan ini sudah hidup dan mati, segar dan basi selama ribuan tahun Perasaan yang terlanjur... lebih pantas dibuang, daripada disampaikan atau mungkin, lebih baik kujadikan tulisan Maka, andai kamu membaca ini ketahuilah bahwa aku mengagumimu Aku menyukaimu dan aku mengharapkanmu jadi kekasihku Serta alasan-alasan yang demikian sehingga kamu tidak mengetahui sampai akhirnya aku menulis ini, dan kamu membacanya nanti Yogyakarta, 12 Januari 2014