Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Journey to The East (Cerita Perjalanan Backpacking Flores) - 2

Gambar
sambungan dari :  Journey To The East (part 1) Journey To The East (part 3) Kamis, 27 Januari 2011 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Nasi Bantal Jam 06.30 kami udah bangun dan langsung denger pengumuman untuk penukaran tikket dengan sarapan pagi sudah bisa dilakukan dengan menghubungi ABK di pantry . Segera kami beranjak kesana karena perut sudah lapar. Setelah menukarkan tiket da mendapatka 1 kotak + 1 minum gelasan per orangnya, kami langsung kembali ke lapak kami. Yang ngambil makanan biasanya cuma 2 orang aja, waktu itu Gw dan Kicol, kadang-kadang masih ada yang tidur jadi kalo gak diambil buru-buru nanti penukaran tiketnya ditutup. Ternyata si Ucup ibarat perokok, dia itu penidur berat. Tiket-tiket Mbak Selly, Elis dan Oma pun sekalian Gw dan Kicol yang ambilin biar gak repot. Kami memang tidak terlalu berekspektasi terlalu tinggi dengan makanan di dalam kotak itu. Yah, namanya juga gratisan. Ternyata isi

Kutilang Rinjani

Aku ragu mulai darimana... Hidungnya 45 derajat seakurat penggaris siku-siku Bibir bawahnya lembut melengkung anggun tiada tara Sebaris gigi seri sempurna mengintip malu-malu kucing Dagunya bertumpu indah di telapak tangan Pupilnya bergerak sopan senada dengan pakaiannya Mahkotanya menari indah, bagaimanapun arah putaran bumi Lehernya seputih susu, setinggi menara Pisa Singkatnya... Sherina Munaf edisi ramping! *Syair ini ter- ceplos begitu saja saat melihat bidadari yang membuat lupa diri...   http://www.f(uck)book.com/photo.php?fbid=1947951583046&set=a.1621794829331.80402.1370256557&type=1&theater  

Menyadari Keadilan

Seorang pemuda terpojok, jantungnya terpompa sampai ke lantai sembilan gedung sekolah. Matanya berkedip sembilan ratus kali dan masih tidak percaya. Kabar kurang manis datang dari tanah asalnya. Untungnya bukan undangan kawinan yang berisi gambar kurang sopan lengkap dengan cemo'ohan orang beradab. Kain merah muda menciut mencumbu lembut bagian putihnya. Lebih dekat dari ukuran jari kelingking bayi yang baru lahir. Lebih ramping agak sepundak melempar senyum seperti biasa. Senyuman setajam pisau dapur menyobek tipis lapisan hati. Tidak lebih dari 3 gambar sudah membuatnya hampir mati kehabisan darah. Rembulan pergi dicuri malam. Tinggalah angin dan hujan beserta jangkrik-jangkrik mengetuk dalam hatinya. Sedalam-dalamnya 7 lapisan bumi. Hanya untuk memberi tahu bahwa masih banyak bintang berkilau bak intan kelak akan datang. Hanya jika kelopak mata hatinya mampu terbuka lebih lebar dan kedua kakinya lebih kuat untuk berlari mengejar lukisan-lukisan buatannya sendiri. Sebegitu