Kubus Laknat
Kubus ini
terbuat dari persamaan kuantum tentang waktu dan kecepatannya.
Kadang waktu
bergerak cepat, lebih sering bergerak lambat. Bagaimana kita menikmatinya.
Pagi, siang
dan malam rupanya tak ada beda bagi mereka
Mereka yang
menganggap dirinya gerombolan singa,
padahal
hanyalah sekumpulan 'munyuk' belaka.
Mereka
terkapar pulas dalam naungan kipas angin yang bergerak ke kanan dan ke kiri
Sementara di
luar, orang-orang sedang sibuk berdiskusi
tentang teh
yang akan diseduh
tentang
mangga yang mulai sering jatuh
atau tentang
rindu yang masih utuh
Di kubus
laknat, satu juta komentar terbuat
mulai dari
hitamnya Ahmad, sampai tentang bidadari yang lewat.
Di kubus
laknat, orang-orang tak bisa pergi
tertarik
gravitasi, atau sekedar mencari penawar sepi.
Laskar Merah
pun mulai berdatangan. Siap berperang,
melawan
dedaunan yang jatuh dan ranting-ranting yang telah rapuh.
"mereka
hanya pantas di neraka!"
teriak Laskar
Merah sambil menyeret musuhnya ke tempat sampah.
Tidak lama
kemudian Bung Nambi datang.
Menyapa
sebentar, lalu menanyakan kabar tentang seseorang.
kalau tidak
pemain voli, tentunya yang lain.
yang pasti
seseorang...
Saat sore
tiba, semuanya semakin ada
Meja pingpong
digelar, lembar kartu disebar, sambil musik diputar.
tidak perlu
kemana-mana.
Di sini, alam
semesta tercipta
Kubus ini
terbuat dari rindu,
pada
bangku-bangku dan televisi yang abu-abu.
pada
pengumuman seminar dan menu hidangan
pada
perasaaan yang dilepaskan, tidak ditahan...
Di sini,
sendiri atau dengan mereka, sakit hati akan sirna
hanyut dalam
petikan dan genjrengan
luntur dalam
nyanyian-nyanyian soal perasaan
hilang menjadi
doa atau umpatan
Entahlah...
serindu-rindunya
rinduku padanya, ia tetap milik siapa saja
semua
kisahnya, candanya, dan aroma busuknya
silahkan kita
nikmati saja
Sekarang aku
akan pergi
pergi jauh...
jauh, sampai
kalian kira tak akan kembali
sampai kalian
lupa memanggilku apa nanti.
Namun sayang
sekali, rupanya kalian salah mengerti
dimanapun aku
berada nanti,
sebagian "pulang"-ku
tertanam di sini.
Yogyakarta, 10 Januari 2014
Komentar
Posting Komentar